Selasa, 25 Desember 2012

Serial Saik " Jojo Nano "

Kelas 3

First Story

“ Kenalin, nama gue Jodi. Orang – orang biasa manggil gue Jojo. Kenapa gue dipanggil Jojo, jadi ceritanya gini..”

“ Cut! Woy Jo, ini film dokumenter buat perpisahan, kenapa orang – orang harus dengerin sejarah nama lu ? Nggak penting badai tau nggak ?! “ Alis mata Nano jungkir balik menahan kesal. Sedangkan pria muda kece di depannya asyik menata rambut sambil cengar – cengir sendiri. Melihat tingkah Jojo yang sok imut, Nano tak tahan juga. Mata Nano memerah, jemari tangannya melebar dan bersiap menjambak rambut sohibnya itu, tapi retina matanya malah menangkap sesosok wajah lain yang mengalihkan dunianya. Berhentilah Nano di tempat, dan tanpa sadar ia menyibak rambut belah tengahnya seperti model sampo di tivi. Ciat ciat!

“ Uhuk! Kok lu malah ngikutin gaya gue?Mending lu jelasin salah gue dimana tadi, perasaan oke – oke aja. “

“ Oke banget, benget Jo. Sekarang kita mulai lagi. Terserah lu mau ngomong apa aja, cepetan! “ (mendorong Jojo tanpa perasaan).

“ Kamera, roll, action! “

“ Hai, guys, gue Jojo. Yang lagi pegang kamera di depan, sahabat gue, namanya Nano. Kita berdua nih, anak paling cupu di sini. Dari senior, temen seangkatan, sampai junior seneng banget ngerjain kita. Gue nggak tau pasti alasannya, mungkin karena muka kita ngegemesin. Tapi gue heran sama Nano, kenapa dia itu tetep sok cool di depan cewek – cewek. Padahal cewek – cewek juga tahu dia itu perlu dibelas kasihanin. Apalagi sama cewek XII IPA 1, namanya Chua, mukanya sebelas dua belas sama Chua kotak, sok coolnya minta ampun. Tapi masalahnya si Chua ini gebetan musuh kita, anak paling famous di sini dan followernya bejibun, badannya atletis, muka eksotis, dandanan metropolis, tapi kelakuannya nol abis. Bayangin, Dilan yang begitu aja ditolak terus sama Chua, gimana Nano ? Dan kalau sampai Dilan tau perasaan Nano itu.., alamak kayaknya gue keceplosan ( meringis melihat sesuatu yang mengerikan ).

Nano merogoh saku bajunya, mencari handuk kecil untuk menyeka keringat di dahinya. Pikirannya benar – benar tidak fokus, sampai – sampai ia tidak mendengar apa yang diucapkan Jojo barusan.

“ Mampus, gue harus seneng apa nggak nih ? Dia kepancing strategi gue. Aduh, kenapa dia jalan ke sini ? Harus gimana gue ? “ ( hidung kembang kempis ).

Keringat Nano semakin deras mengucur, kakinya tak dapat dirasakan seperti orang kesemutan. Mata Nano sama sekali tidak melihat ke arah kamera. Sekuat tenaga dia melirik ke samping, memperhatikan kaki ramping yang semakin lama semakin mendekat. Beberapa detik kemudian kaki itu berhenti melangkah.
Plak! Punggung Nano serasa ditimpa sesuatu yang panas, sontak Nano segera berbalik menatap wajah perempuan yang menepuk punggungnya. Jleb jleb! Seketika itu beberapa anak panah cupid menancap erat di dadanya.

“ Woy No! “

“ Mam..mapus gu..gue gagap. Apaan sih Chu ? “

“ Lu lagi ngapain sih ? “

“ Lu ke sini nanya gitu doang ? Gue sibuk tau, mau bikin film dokumenter buat perpisahan angkatan kita. Itu Jojo jadi obyek gue. “

“ Serius lu ? “

Nano mengangguk pasti.

“ Duh, kenapa gue sok dingin sih ? Udah bagus dia nanya baik – baik. “ Nano menggerutu dalam hati.
Tangan Chua tiba – tiba memegang pipi tembem Nano. Seketika wajah Nano memerah seperti udang rebus, merah tingkat dewa.

“ Dag..dig..dug..duorr. “ Bahkan detak jantungnya terdengar sampai ke ruang kepala sekolah.

“ Sumpah, apaan sih Chua ? Gue belum siap. “ Batin Nano menjerit.

“ Tuh, lihat obyek lu. Dimainin sama Dilan cs. “ Kata Chua sambil memutar kepala Nano ke arah Jojo.

“ What ? Jojo ?? “

“ No.., tolong gue ! “ ( hidung meler – meler )

bersambung.. :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar